<!-- --><!-- --><style type="text/css">@import url(http://www.blogger.com/css/navbar/classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> <!-- --><style type="text/css">@import url(http://www.blogger.com/css/navbar/classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> <link rel="me" href="https://www.blogger.com/profile/06321694615449886875" /> <meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7645975909982899013\x26blogName\x3dmahilda+:)\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mahildadian9g23tiksmpn1.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mahildadian9g23tiksmpn1.blogspot.com/\x26vt\x3d1475816973173196738', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> <iframe src="http://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID=2432823265374446606&blogName=Blendednotes&publishMode=PUBLISH_MODE_BLOGSPOT&navbarType=BLUE&layoutType=CLASSIC&homepageUrl=http%3A%2F%2Fblendednotes.blogspot.com%2F&searchRoot=http%3A%2F%2Fblendednotes.blogspot.com%2Fsearch" height="30px" width="100%" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no" id="navbar-iframe" frameborder="0"></iframe> <div id="space-for-ie"></div> <iframe src="http://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID=3912990342876537107&blogName=Everyday%2C&publishMode=PUBLISH_MODE_BLOGSPOT&navbarType=BLUE&layoutType=CLASSIC&homepageUrl=http%3A%2F%2Fbeautifullyengraved.blogspot.com%2F&searchRoot=http%3A%2F%2Fbeautifullyengraved.blogspot.com%2Fsearch" height="30px" width="100%" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no" id="navbar-iframe" frameborder="0"></iframe> <div id="space-for-ie"></div> Love, an endless mystery♥
.Selasa, 15 Maret 2011 ♥
cerita mengharukan

Cerita ini merupakan kisah nyata seorang tante yang saya temui di Bali, tetapi detail yang saya sebutkan mungkin tidak sesuai dengan kisah aslinya. Saya menuliskan apa yang saya tangkap dari yang diceritakan tante. Sebut saja Ami (bukan nama sebenarnya). Tante Ami bercerita mengenai pengalaman hidupnya ketika masa kuliah.
Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Ami sedang menjalankan semester terakhir dan berusaha menyelesaikan skripsi. Disaat itu pula, 2 minggu yang akan datang, Ami akan dipersunting oleh seorang pria yang bernama Iman (bukan nama sebenarnya).
Ami dan Iman telah berpacaran selama 7 tahun. Iman merupakan teman SD Ami. Mereka telah kenal selama 14 tahun. Masa 7 tahun adalah masa pertemanan, dan kemudian dilanjutkan ke masa pacaran. Mereka bahkan telah bertunangan dan 2 minggu ke depan, Ami dan Iman akan melangsungkan ijab kabul.
Entah mimpi apa semalam, tiba-tiba Ami dikejutkan oleh suatu berita.
Adiknya Iman: Mbak Ami, Mbak Ami. Mas Iman…Mas Iman….kena musibah!
Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un…
Saat itu Ami tidak mengetahui musibah apa yang menimpa Iman. Kemudian sang adik melanjutkan beritanya…
Adiknya Iman: Mas Iman…kecelakaan…dan..meninggal…
Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un…
…dan Ami kemudian pingsan…
Setelah bangun, Ami dihadapkan oleh mayat tunangannya. Ami yang shock berat tak bisa berkata apa-apa. Bahkan tidak ada air mata yang mengalir.
Ketika memandikan jenazahnya, Amit terdiam. Ami memeluk tubuh Iman yang sudah dingin dengan begitu erat dan tak mau melepaskannya hingga akhirnya orang tua Iman mencoba meminta Ami agar tabah menghadapi semua ini.
Setelah dikuburkan, Ami tetap terdiam. Ia berdoa khusyuk di depan kuburan Iman.
Sampai seminggu ke depan, Ami tak punya nafsu makan. Ia hanya makan sedikit. Ia pun tak banyak bicara. Menangis pun tidak. Skripsinya terlantar begitu saja. Orangtua Ami pun semakin cemas melihat sikap anaknya tersebut.
Akhirnya bapaknya Ami memarahi Ami. Sang bapak sengaja menekan anak tersebut supaya ia mengeluarkan air mata. Tentu berat bagi Ami kehilangan orang yang dicintainya, tapi tidak mengeluarkan air mata sama sekali. Rasanya beban Ami belum dikeluarkan.
Setelah dimarahi oleh bapaknya, barulah Ami menangis. Tumpahlah semua kesedihan hatinya. Setidaknya, satu beban telah berkurang.
…tiga bulan kemudian…
Skripsi Ami belum juga kelar. Orangtuanya pun tidak mengharap banyak karena sangat mengerti keadaan Ami. Sepeninggal Iman, Ami masih terus meratapi dan merasa Iman hanya pergi jauh. Nanti juga kembali, pikirnya.
Di dalam wajah sendunya, tiba-tiba ada seorang pria yang tertarik melihat Ami. Satria namanya (bukan nama sebenarnya). Ia tertarik dengan paras Ami yang manis dan pendiam. Satria pun mencoba mencaritahu tentang Ami dan ia mendengar kisah Ami lengkap dari teman-temannya.
Setelah mendapatkan berbagai informasi tentang Ami, ia coba mendekati Ami. Ami yang hatinya sudah beku, tidak peduli akan kehadiran Satria. Beberapa kali ajakan Satria tidak direspon olehnya.
Satria pun pantang menyerah, sampai akhirnya Ami sedikit luluh. Ami pun mengajak Satria ke kuburan Iman. Disana Ami meminta Satria minta ijin kepada Iman untuk berhubungan dengan Ami. Satria yang begitu menyayangi Ami menuruti keinginan perempuan itu. Ia pun berdoa serta minta ijin kepada kuburan Iman.
Masa pacaran Ami dan Satria begitu unik. Setiap ingin pergi berdua, mereka selalu mampir ke kuburan Iman untuk minta ijin dan memberitahu bahwa hari ini mereka akan pergi kemana. Hal itu terus terjadi berulang-ulang. Tampaknya sampai kapanpun posisi Iman di hati Ami tidak ada yang menggeser. Tetapi Satria pun sangat mengerti hal itu dan tetap rela bersanding disisi Ami, walaupun sebagai orang kedua dihati Ami.
Setahun sudah masa pacaran mereka. Skripsi Ami sudah selesai enam bulan yang lalu dan ia lulus dengan nilai baik. Satria pun memutuskan untuk melamar Ami.
Sebelum melamar Ami, Satria mengunjungi kuburan Iman sendirian. Ini sudah menjadi ritual bagi dirinya. Disana ia mengobrol dengan batu nisan tersebut, membacakan yasin, sekaligus minta ijin untuk melamar Ami. Setelah itu Satria pulang, dan malamnya ia melamar Ami.
Ami tentu saja senang. Tapi tetap saja, di hati Ami masih terkenang sosok Iman. Ami menceritakan bagaimana perasaannya ke Satria dan bagaimana posisi Iman dihatinya. Satria menerima semua itu dengan lapang dada. Baginya, Ami adalah prioritas utamanya. Apapun keinginan Ami, ia akan menuruti semua itu, asalkan Ami bahagia.
Ami pun akhirnya menerima lamaran Satria.
…beberapa bulan setelah menikah…
Di rumah yang damai, terpampang foto perkawinan Ami dan Satria. Tak jauh dari foto tersebut, ada foto perkawinan Ami ukuran 4R. Foto perkawinan biasa, namun ada yang janggal. Di foto tersebut terpampang wajah Ami dan Iman.
Ya, Ami yang masih terus mencintai Iman mengganti foto pasangan disebelahnya dengan wajah Iman. Foto itupun terletak tak jauh dari foto perkawinan Satria dan Ami. Sekilas terlihat foto tersebut hasil rekayasa yang dibuat oleh Ami. Namun Satria mengijinkan Ami meletakkan foto tersebut tak jauh dari foto perkawinan mereka.
Bagaimanapun Ami tetap akan mencintai Iman sekaligus mencintai Satria, suami tercintanya. Dan Satria merupakan pria yang memiliki hati sejati. Baginya, cinta sejatinya adalah Ami. Apapun yang Ami lakukan, ia berusaha menerima semua keadaan itu. Baginya tak ada yang perlu dicemburui dari batu nisan. Ia tetap menjalankan rumah tangganya dengan sakinah, mawaddah dan warramah, hingga saat ini…
Mendengar cerita diatas, terus terang saya merasa sedih, terharu, sekaligus miris. Saya kagum dengan sosok Satria yang ternyata benar-benar mencintai Tante Ami. Saya juga mengerti kepedihan Tante Ami ketika ditinggalkan tunangannya. Tentu rasanya sulit ditinggalkan oleh orang yang sudah membekas dihati.
Akankah ada pria-pria seperti Satria? Saya harap semoga banyak pria yang akan tetap setia kepada seorang wanita, menerima mereka apa adanya.

Love, @ 19.35
. ♥
karena cinta

“Aku ingin memutuskan pertunangan kita, Dee” kalimat itu meluncur lancar dari mulut Andre tanpa sedikit pun rasa bersalah.
“Apa..Kamu ingin berpisah denganku?!” Dee memekik. Memutuskan pertunangan yang sudah berjalan selama 6 tahun,. Ini bunuh diri namanya.
“Ya, dan keputusan ini sudah aku pikirkan dengan matang.”
“Ya, tapi apa salahku sehingga kamu ingin memutuskan pertunangan ini. Bukankah kita sudah sepakat akan menikah tahun depan?” Mata Dee mulai memanas. Hatinya terasa tercabik-cabik. Tapi wajah Andre tetap tenang seolah ini bukan masalah besar.
“Kamu tidak bersalah. Aku yang bersalah karena telah membiarkan hal ini terjadi.”
“Apa yang salah, sayang?” Dee berusaha untuk menenangkan diri.
“Please, Dee. Jangan panggil aku seperti itu. Karena hanya akan menyakiti kita berdua.”Dee semakin sakit hati mendengar penolakan kata ‘ sayang ‘ yang biasanya dia ucapkan pada Andre. Akhirnya Dee memilih diam untuk mendengar alasan Andre.
“Aku berhubungan dengan seorang wanita, Shakira. Dia rekan sekerjaku. Kami sudah dua bulan memutuskan pacaran. Maafkan aku, Dee. Selama dua bulan ini aku telah mengkhianatimu.” Tangan Andre menyentuh tangan Dee, berulang-ulang tangan Dee diciuminya.
“Mungkin aku memang tidak secantik wanita yang kamu impikan, Dre. Tapi apakah aku layak menerima penghinaan ini? Tapi sudahlah, Dre. Jika kamu memang memilihnya, aku akan pergi.”Dee menarik tangannya dari genggaman Andre lalu beranjak pergi membawa rasa sakit yang tak terhingga.

***

“Mom, ijinkan aku pergi ke Canada. Kesempatan ini jangan disia-siakan, ini kesempatan aku untuk mendapatkan S2 di tempat yang bagus.” Pinta Dee pada Mom.
“Dee, kamu sudah memutuskan untuk tidak ikut beasiswa ini. Apakah karena sakit hati pada Andre kamu merubah rencana itu ?”Tanya Mom bijak. Mom pasti tahu benar apa yang dirasakan Dee. Ya, karena Andre, dia memutuskan pergi ke Canada.
“Jangan pergi sayang, jika hanya itu alasannya. Mom pikir ini tidak bijaksana bagi dirimu sendiri. Mom akan mengijinkan kamu pergi jika memang ini memang betul-betul keinginanmu, bukan untuk sebuah pelampiasan.”
“Mom, aku harus pergi. Aku tidak mau larut dalam kesedihan ini.”
“Dee, mungkin Andre memang bukan jodoh yang baik untukmu. Sebab itu dengan alasan apa pun Tuhan telah memisahkan kalian berdua.” Mom berusaha menghibur Dee. Lalu Dee menangis di pangkuan Mom. Dee begitu terpukul atas kejadian ini. Rasa kehilangan Andre membuatnya tidak yakin kalau dirinya masih hidup. Rasanya separuh dari nyawanya telah terbang ke langit bersama jutaan impian yang ingin dia raih bersama Andre. Dee begitu mencintai Andre, rasanya Andre pun demikian cinta pada Dee. Tapi cinta yang diberikan Shakira telah mampu meluluhlantakkan perasaan yang telah mereka bina bersama selama 6 tahun.
“Mom, ijinkan Dee pergi.” Dee seolah memohon kepada mom untuk mengijinkannya pergi. Jika Mom tidak mengijinkan ke Canada, Dee akan pergi kemana pun yang Mom ijinkan. Asal tempat itu jauh dari sini, dimana kenangan akan Andre terus membayanginya, menyiksanya, dan menenggelamkannya dalam lautan airmata.
“Baiklah, jika itu memang dapat membuatmu lebih bahagia. Dan dapat memberikan suatu perubahan pada hatimu. Mom hanya ingin kamu melupakan apa yang terjadi, lupakan masa lalu dan raih masa depanmu.” Akhirnya Mom mengijinkan Dee pergi.
“Terima kasih, Mom. “Dee semakin mempererat pelukannya.
***

Tiga tahun kemudian.
Mom menjemput Dee di bandara.
“Dee, Mom kangen sekali sama kamu.” Mom memeluk Dee seerat mungkin.
“Dee juga, Mom.” Rasa haru menyelimuti Dee. Akhirnya Dee kembali ke Indonesia setelah tiga tahun mengasingkan diri.
Mom menyetir sendiri.
“Sejak kapan Mom memiliki mobil?” Tanya Dee. Rasanya aneh Mom menyetir. Biasanya Mom kemana-mana naik taksi.
“Sejak kamu pergi. Mom kesepian sekali di rumah, Dee. Kucing-kucingmu juga demikian. Karena itulah mereka semua minggat.” Ups, Dee jadi lupa pada tujuh ekor kucing yang ditinggalkannya pergi. Apa benar kucing-kucing itu minggat semua dari rumah gara-gara kesepian tanpa aku, dan Mom menyetir sendiri agar bisa jalan-jalan karena juga kesepian tanpa aku, tapi apakah Andre juga kesepian begitu ditinggal olehku? Dee bertanya-tanya dalam hati. Andre tak mungkin menyesali kepergiannya, bukankah dia telah memiliki Shakira yang cantik dan menawan.
“Kok melamun?” pertanyaan Mom membuyarkan lamunan Dee. Dee menggeleng pelan. Kenapa harus selalu ingat Andre, seharusnya Dee membenci Andre yang telah menendangnya dari impian cinta. Tapi untuk apa membenci Andre, kebencian takkan membawa Andre kembali padanya. Mom benar, Andre bukan jodoh yang baik untuknya. Kalau bukan karena Andre, Dee akan kehilangan kesempatan meraih S2 dan memperoleh karier yang sedemikian cemerlang sebagai seorang Arsitek. Ada hal buruk dan hal baik yang harus dia pikirkan untuk memutuskan apakah Dee harus membenci atau justru berterima kasih pada mantan tunangannya itu.
“Aku hanya mencoba mengingat lagi kenangan di sini.”
“Oh, forget it. You have a good future, honey. Lupakan masa lalu, Dee. O, ya Mom hampir lupa. Kemaren ada undangan pameran lukisan dari temanmu.” Ujar Mom sambil menyerahkan sebuah undangan berwarna pink. Temanku? Tapi siapa yang mengundangku? Pertanyaan itu berkecamuk di dada Dee. Bukankah tak ada seorang teman pun yang tahu kepulangannya hari ini.
“Siapa Mom?” Tanya Dee, Mom menggeleng pelan.
Tapi sudahlah siapa pun yang mengundang tak perlu diributkan, yang jelas Dee memang sudah rindu berat dengan lukisan-lukisan indah.
***

Dee menghirup wangi cat yang berasal dari lukisan yang di pajang di ruang pameran. Hati Dee begitu bahagia dapat memanjakan matanya melihat lukisan-lukisan itu.
“Dee..” sebuah suara laki-laki membuyarkan konsentrasinya.
“Ya..”Dee kaget saat melihat seorang laki-laki dengan wajah yang begitu berantakan. Seluruh wajah yang penuh dengan jahitan.
“Terima kasih, kamu mau datang ke pameran lukisan pertamaku.” Ujar laki-laki berwajah aneh itu. Dahi Dee mengkerut.
“Sama-sama, terima kasih juga telah mengundangku. Apakah kita pernah bertemu sebelumya?” Tanya Dee pada laki-laki yang asing di matanya. Laki-laki tertawa.
“Rupanya kamu benar-benar telah melupakanku ya? Tiga tahun kamu menghilang, Dee. Dan tiga tahun aku kesepian.” Dahi Dee kian mengkerut.
“Aku, Andre…”What! Jantung Dee nyaris copot, benarkah ini Andre? Andre yang menyakitinya tiga tahun lalu, Andre yang tampan. Apa yang terjadi dengannya?
“Andre, Dee. Masih kamu ingat? Oh, maaf, kamu mungkin takkan ingat. Wajahku sekarang sudah berubah, Dee. Kecelakaan itu mengambil semuanya dariku, uang, wajah, dan sebuah rasa sakit. Shakira telah meninggalkanku saat aku jatuh. Dia tak mau menerimaku dalam keadaan cacat dan miskin. Kamu tahu, Dee. Selama itu aku mulai menyadari bahwa aku telah menyakiti wanita sebaik kamu. Karena itulah aku terus mencarimu. Awalnya Mom tak mau memberitahukan kemana kamu pergi, namun setelah Mom tahu betapa aku menyesali dan ingin memperbaiki semua kesalahan ini, Mom akhirnya menyerah dan selalu menceritakan keadaan dirimu, Mom juga memberitahukan mengenai kepulanganmu kemarin. Aku minta maaf, Dee.” Panjang lebar Andre menjelaskan peristiwa yang membuatnya seperti ini. Airmata Dee bercucuran. Ah, Andre tega nian Shakira melakukan ini padamu.
“ Satu yang tidak hilang dalam diriku, Dee. Semangatku, aku selalu bersemangat untuk maju. Sampai akhirnya aku berhasil mengadakan pameran lukisan pertamaku ini. Semata karena aku ingin memperoleh impianku dan untuk memperbaiki seluruh kesalahanku padamu. Aku ingin bersamamu lagi, Dee. Berikan aku kesempatan. “ Andre memelas pada Dee. Batin Dee menjerit. Haruskah dia menerima dan memberi Andre kesempatan itu?
“Aku janji takkan pernah melukaimu lagi. Aku mencintaimu, Dee. Aku akan mengoperasi kembali wajahku dan menjadi Andremu yang dulu.” Butiran airmata Andre turun perlahan.
“Dre, Aku mencintaimu, dulu, hari ini, dan masa nanti. Tak peduli seperti apa kamu sekarang.” Dee memeluk Andre. Ya, Dre, karena cintalah aku memberi maaf sebelum kamu meminta maaf, karena cinta aku memberi kesempatan sebelum kamu meminta kesempatan itu, dan karena cinta aku menerimamu apa adanya. Desah Dee dalam bahagia.

Love, @ 19.33
.Senin, 14 Maret 2011 ♥
olahraga

Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani (misalkan catur).

Manfaat olahraga

Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien.

contoh olahraga antara lain :
  • bulutangkis
  • bersepeda
  • sepak bola 
  • basket
  • voli
  • renang , dll

Love, @ 19.34
Cbox code here[:
Yours Truly♥

Missy/Mister. [Inserts Name]
School/Hometown/Etc!
Hobby♥♥♥
--

Msn | Friendster | Blogskin


Connections♥

person loving me

Lover Lover Lover Lover Lover Lover Lover Lover Lover Lover Lover Lover

--
Maret 2011


Affilations♥

x o x o x o x o
All Rights Reserved © Original
100% Copyrighted 2007 .Blanche'